Jenis Situs: Struktur Pertahanan / Bunker
Lokasi: Ujong Blang Kota Lhokseumawe
Status Kepemilikan: Negara
Sejarah Singkat:
Kawasan Bunker atau yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Kurok-rok merupakan peninggalan masa pendudukan Jepang di Aceh pada masa Perang Dunia II. Bunker ini dibangun sebagai bagian dari sistem pertahanan militer Jepang yang tersebar di beberapa titik strategis di wilayah pesisir utara Aceh.
Keberadaan kawasan bunker ini menjadi saksi bisu dari masa kelam perang sekaligus bukti nyata keterlibatan Aceh dalam dinamika sejarah global abad ke-20.
Selain pesona pemandangan laut, tak banyak yang tahu Ujong Blang juga merekam jejak sejarah. Di sana, berdiri kokoh sebuah benteng peninggalan Jepang. Bunker tentara Jepang atau dalam bahasa Aceh di sebut Kurok-rok itu tersebar di beberapa lokasi pesisir pantai Kota Lhokseumawe. Bunker pertahanan tentara Jepang di pesisir pantai ini, letaknya terpisah-pisah antara satu bunker dengan bunker lainnya. Bentuk benteng peninggalan Jepang itu tidak semegah Tembok Besar Cina. Ukurannya kira-kira hanya 2x3 meter. Benteng yang berkontruksi beton tersebut itulah tempat pertahanan Pasukan Jepang yang mendarat ke Aceh sekitar tahun 1942-1945.Mengarah ke lepas pantai, benteng itu dilapisi dengan beton yang kuat sehingga sangat tangguh walau digempur dengan terpedo sekalipun. Jepang memang dikenal jago dalam hal membangun pertahanan. Hampir di setiap tempat yang pernah disinggahi, 'saudara tua' itu membangun benteng, bahkan menggali lubang di bawah tanah, serupa tikus membuat lubang persembunyian dari kejaran musuh.
Nilai Cagar Budaya:
Kawasan Bunker Tentara Jepang memiliki nilai historis yang tinggi karena menggambarkan strategi militer dan situasi politik pada masa Perang Dunia II. Situs ini menjadi sumber pembelajaran penting tentang dampak kolonialisme dan perang terhadap kehidupan masyarakat lokal, sekaligus pengingat akan pentingnya perdamaian dan kemerdekaan.
