Teuku Umar: Strategi, Perlawanan, dan Pengkhianatan Terbalik
Teuku Umar (1854–1899) adalah salah satu pahlawan paling ikonik dalam sejarah perlawanan Aceh terhadap kolonialisme Belanda. Lahir di Meulaboh, Aceh Barat, ia dikenal bukan hanya karena keberaniannya, tetapi juga karena kecerdikannya dalam strategi perang.
Pada awalnya, Teuku Umar memimpin serangan gerilya terhadap Belanda. Namun pada tahun 1893, ia mengejutkan banyak pihak dengan berpura-pura bekerja sama dengan pihak Belanda. Diangkat sebagai komandan pasukan kolonial, ia memanfaatkan posisi itu untuk mendapatkan senjata, amunisi, dan logistik.
Tiga tahun kemudian, Teuku Umar melakukan manuver yang sangat berani: ia membelot kembali ke pihak Aceh bersama ribuan pasukan dan persenjataan lengkap hasil "curian strategis" dari Belanda. Aksi ini dikenal sebagai Het verraad van Teukoe Oemar (Pengkhianatan Teuku Umar), dan tercatat sebagai salah satu taktik perang paling mengejutkan dalam sejarah kolonial Indonesia.
Sayangnya, pada 11 Februari 1899, Teuku Umar gugur dalam penyergapan di Meulaboh. Namun, semangat perlawanan yang ia nyalakan terus hidup, dan pengorbanannya menjadi simbol perlawanan Aceh yang tak pernah tunduk.